Kontradiksi Pelaku Politik Kampus Tidak Sesuai dengan Tujuan Kampus di IAIN Madura
Demokrasi setiap tahun yang diselenggarakan oleh kampus IAIN Madura hari ini masih terlihat ketidak jelasannya, terkhusus ketika diadakannya pemilihan organisasi mahasiswa (ormawa).
Terlihat dari berita yang tersebar khususnya yang datang dari Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, dalam isi berita itu ditemukan bahwa yang menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan berita acara kemenangan paslon namun tertulis bahwa pihak panitia pengawas pemilu (Panwaslu) tidak mau tanda tangan.
Artinya apa itu? Ketidak jelasan yang dibuat terlihat sangat nampak. Pada saat itu juga memberikan pengertian bahwa yang terjadi itu tidaklah sesuai dengan tujuan kampus tercinta yaitu religius, kompetitif dan kolaboratif.
Mari kita lihat, dalam religiusnya saja, seseorang yang sudah terpilih menjadi KPU M terlebih juga panitia pengawas pemilu. Tidak mampu menggambarkan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam tugasnya. Padahal dalam agama saja. Ketika berbicara tentang tanggung jawab manusia, menurut al-Qur’an, memperhatikan surat al-Mukminun ayat 115 ditemukan bahwa manusia adalah makhluk fungsional dan bertanggungjawab atau dengan kata lain penciptaan manusia bukanlah sebuah kesia-siaan. Tanggung jawab manusia tersebut meliputi tanggung jawab terhadap Allah Sang Pencipta, diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara, serta tanggung jawab terhadap alam.
Jadi sudah sesuaikah tanggung jawabnya, minimal kepada diri pribadinya ? Saya masih meragukannya atas bukti kejadian yang sudah tersebar luas itu.
kedua, kompetitifnya. Kompetitif yang bagaimana? Jika memperlihatkan dengan tidak lagi ke kompetitifannya sebagai mahasiswa, sebagai bagian dari yang terlibat dalam Pemilwa yang semata-mata meneruskan dan melanjutkan tujuan kampus.
Atau pengertian komptetitif sudah tidak lagi mampu difahami dan diaplikasikan secara akal sehat?
Terakhir, yaitu kolaboratif. Kolaboratif sederhananya disini mampu melaksanakan secara demokratis serta musyawarah yang perlu dilakukan dan menghasilkan suatu kemufakatan.
Okelah, jika suatu legitimasi sudah terlaksana dengan rapi. Namun bagaimana keadaannya sekarang ini? Cukup menggambarkan atau bagaimana? Selebihnya bisa dilihat dan dirasakan sendiri oleh mahasiswa khususnya yang berada dibawah naungan fakultas Ushuluddin dan Dakwah, terkhusus Program Studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir (IQT), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Ilmu Hadits (Ilha').
Tulisan ini bentuk keresahan, respon dan perhatian saya selaku mahasiswa. Semoga masih ada mahasiswa yang benar-benar bisa memahami orientasinya sebagai penerus generasi selanjutnya, tidak mempraktekkan tindakan yang tidak diharapkan di masa depan dengan tindakannya hari ini. mampu mencontohnya pemimpin-pemimpin yang sesuai dengan tujuan utama, yang sering digaungkan dengan kalimat "Khalifah fil ard". Sehingga religius, kompetitif dan kolaboratif tidak terkesan hanya tinggal nama.
M. Rozien Abqoriy
Mahasiswa KPI IAIN Madura
Minggu, 08/01/2023.
Komentar
Posting Komentar